Baca Buku Gratis Pakai iPusnas

        


        Halo semua! Balik lagi sama gue, Rezi di bukanbukuaku. Wah, udah lama banget ya blog ini ga gue isi dengan tulisan-tulisan. Padahal sebelumnya, gue udah janji buat ngulas buku-buku yang gue baca buat TTS (tugas tengah semester). Sebenernya, review-review buku itu udah gue kumpulin jadi satu draf, cuma belom sempet gue baca ulang dan gue juga ngerasa kurang ngena buat isi reviewnya. Sementara itu, gue keep dulu ya reviewnya. Sampe gue rasa waktunya pas, pasti akan gue post di blog ini.

        Nah, karena sekarang lagi liburan, gue punya waktu yang cukup sebelum gue mulai sibuk ngurusin masalah kuliahan. Makanya gue coba buat ngerevive blog ini, dengan review-review draf yang kemarin-kemarin sempet gue tulis, nyiapin tulisan baru, dan baca (dan mesen dan minjem) buku-buku baru supaya kedepannya gue bisa nabung tulisan, agar blog ini updatenya bisa rutin. Karena gue pun baru coba nulis-nulis blog gini, jadi mohon dimaklumi ya apabila ada kekurangan, heheh.

        Sebagai permulaan kembalinya tulisan gue, gue ga akan nulis tentang review buku dulu, melainkan gue mau ngebahas hal lain yang menarik banget terutama buat kalian yang mau baca buku, dan gratis.

APLIKASI I-PUSNAS~~!!







Interface aplikasi iPusnas



    
    Ya, sesuai namanya aplikasi iPusnas adalah aplikasi yang dirilis oleh Perpustakaan Nasional RI, yang bisa kita pake buat baca dan minjem buku secara online, yang pastinya secara gratis dan resmi, ga bajakan. Cuma, gue rasa buku-buku yang ada di katalog iPusnas sedikit berbeda dengan koleksi yang ada di perpusnas (perpustakaan nasional), sebab buku-buku yang gue temuin di iPusnas cenderung sifatnya “buku bacaan” seperti novel, komik, self motivation, dan jenis-jenis buku lainnya. Sementara kan kalau di perpusnas, kita bisa nemuin koleksi-koleksi lain selain buku seperti peta, bahkan bisa nonton film juga di perpusnas.

        Gue tau iPusnas dari akun instagram perpusnas (@perpusnas.go.id). Awalnya gue sempet ga mau download, sebab gue ada masalah soal keanggotaan perpusnas (kartu gue ilang) dan gue pikir yang bisa baca-baca di sana cuma buat anggota perpusnas aja. Ternyata nggak! Seperti yang udah gue sebut di atas, keanggotaan iPusnas ini ternyata beda dengan keanggotaan perpusnas (dan keanggotaan online di perpusnas.go.id). Untuk bisa baca dan minjem di iPusnas, kita cukup daftar dengan email, bahkan bisa pakai akun facebook juga. Setelah itu langsung deh kita dihadapin sama koleksi-koleksi buku yang jumlahnya banyak banget. Kalau misalnya gue tau dari awal, pastinya gue udah daftar dari jauh-jauh hari. Sayang gue baru daftar bulan kemarin sih (tapi kalau daftar lebih awal belum tentu bisa baca-baca juga karena masih kuliah. Haahahah)

        Fasilitas yang ada di iPusnas juga menurut gue cukup simple dan user-friendly. Karena tampilan aplikasinya yang minimalis dan ga ribet. Di aplikasi iPusnas juga kita bisa menambah data diri kita, dan kerennya iPusnas juga bisa dipakai buat media sosial! Ya, iPusnas menyediakan fitur “Follow-followan”, dan fitur chatting yang bisa dipakai buat sesama pengguna iPusnas. Selain itu juga kita bisa membagikan rekomendasi buku bacaan yang kita baca/pinjam di iPusnas, secara langsung ke sesama pengguna. Tentunya ini memudahkan dong buat mencari circle orang-orang yang juga mempunyai minat pada buku dan bacaan yang sama dengan kita.

        Karena interfacenya yang sederhana, menurut gue ga akan susah buat pengguna baru untuk memakai aplikasi ipusnas (hanya tinggal menyesuaikan sedikit). Sistem peminjaman dan baca bukunya juga gampang dan ga ribet.

Fitur-Fitur iPusnas

        Sekarang gue mau bahas fitur utama di iPusnas, yaitu minjem buku gratis! Beneran gratis. Jadi, di iPusnas kita bisa minjem buku-buku yang ada di katalognya. Jangka peminjamannya itu, sekali pinjam lima hari. Nah, buku yang kita pinjam ini akan otomatis masuk ke dalam tab “bookshelf”. Di bookshelf ini kita bisa melihat buku-buku yang kita pinjam. Rekam jejak buku-buku yang kita pinjam juga bisa dilihat di bookshelf. Siapa tahu kita ingin meminjam dan membaca ulang buku yang pernah kita baca.

        Untuk membaca buku di iPusnas, syarat utamanya adalah memiliki akun iPusnas dan meminjam buku. Ya, kita harus meminjam buku untuk membacanya. Dalam satu kali masa peminjaman, diberikan waktu lima hari yang apabila nantinya sudah habis masa pinjamnya, buku itu secara otomatis akan dikembalikan dari bookshelf kita. Tenang aja, kalau kita belum selesai namun waktu pinjamnya sudah habis, kita bisa langsung pinjam lagi dan dapat tambahan waktu lima hari lagi.

        Akan tetapi, tentunya ada kekurangan dari membaca buku gratis di iPusnas. Yaitu ada “sistem antrean” terutama untuk buku-buku bacaan populer. Jadi, untuk satu judul buku di iPusnas disediakan beberapa salinan buku (biasanya 10 copy, bisa lebih) yang jumlahnya secara real time berkurang sesuai dengan banyaknya orang yang minjam. Nah, jadi untuk minjam suatu judul khusus, kita harus lihat juga apakah ada salinan buku yang tersedia. Tentunya buat minjam buku-buku populer (misal novel Tere Liye, Dilan, dsb.) banyak juga orang-orang yang mengantre untuk membacanya. Jadinya, kita harus mengantre di aplikasi baru bisa dapat salinannya.

        Nah, sistem antrean ini menurut gue ada juga kekurangannya. Selain waktu yang lumayan lama untuk menunggu orang selesai membacanya, notifikasi yang muncul juga ada kekurangannya. Kita hanya bisa melihat apakah buku yang kita mau, sudah tersedia stoknya atau belum cuma melalui aplikasi (ada tab khusus wishlist buku). Sedangkan saat kita keluar dari aplikasi dan misalnya ada buku yang tersedia, notifikasi iPusnas tidak muncul di layar hp. Gue udah coba utak-atik notifikasinya supaya muncul di layar utama hp gue, tapi sepertinya buat saat ini masih belum bisa buat notifikasinya muncul di luar aplikasi iPusnas  Ini berdasarkan observasi gue memakai iPusnas selama sebulan, Correct me if i’m wrong 

        Kalau sudah pinjam, kita bisa langsung membaca di aplikasi iPusnas. Buku yang kita pinjam nanti bakal terunduh otomatis, jadinya kita bisa baca online maupun offline. Mode baca di iPusnas juga dilengkapi fitur-fitur seperti bookmark yang bisa kita gunakan buat nandain halaman yang menurut kita bagus. Kita juga bisa zoom in dan zoom out dengan gampang. Ada juga pilihan efek transisi membaca apakah kita mau scroll kebawah, atau swipe kesamping, atau bahkan ada animasi yang seolah-olah kita membalik halaman layaknya buku beneran.

        Hanya saja, kalau melihat di web iPusnas, katanya disediakan fitur yang lebih lengkap, seperti bisa search dan distabiloin bagian-bagian atau kata yang menurut kita penting, bahkan jenis font dan spacingnya juga bisa diatur. Cuma, selama gue ngabisin buku pertama gue di iPusnas, fitur yang gue bisa akses baru bookmark aja. Apa mungkin ada syarat khusus buat akses fitur lengkapnya? Barangkali ada yang tau? Walaupun saat ini fitur yang gue coba belum lengkap, cuma menurut gue pengalaman baca di iPusnas cukup enak karena tadi, tampilannya yang simple dan gampang dipake.

 

Memakai iPusnas dari Laptop

    Selain menggunakan aplikasi, kita juga bisa menggunakan iPusnas dari laptop. Cukup dengan menginstall client iPusnas yang bisa di download dari ipusnas.id, maka laptop atau komputer kita bisa langsung terhubung dengan berbagai koleksi buku iPusnas. Gue yang sebelumnya terbiasa baca e-book dari laptop waktu kuliah, merasa lebih enjoy buat make iPusnas dari laptop ini. Layar laptop yang lebih lebar daripada hape membuat gue lebih bisa konsentrasi waktu membaca bukunya. Mungkin, lebih nyaman juga kalau gue punya tablet ya, hahaha. Jadi biar feel baca bukunya beneran lebih terasa.

        Dari segi fitur sepertinya ga ada perbedaan signifikan dari aplikasi di smartphonenya. Hanya saja, waktu pertama kali gue mencoba baca buku dari laptop, sempat ada bug yang ngebuat gue bisa baca buku tanpa antre dulu. Beneran, gue sempet bisa buka Dunia Sophie yang ngantrenya panjang banget itu. Cuma, sekarang sih udah ga bisa ya kayak gitu lagi. Tapi memang kalau fitur di iPusnas bisa baca tanpa antre, pasti bakal keren banget sih he he he.

        Tapi ada satu hal yang gue rasa janggal dari fitur web ini. Fitur yang ada pada satu buku, dengan buku lain bisa saja berbeda loh. Seperti waktu gue beruntung bisa baca Dunia Sophie, fitur-fitur seperti font, stabilo, dan tata letak buku seperti yang gue sebut sebelumnya bisa diutak atik. Cuma, ketika gue ganti ke judul lain, hanya tersedia fitur-fitur standar seperti bookmark aja. Mungkin kedepannya, semua buku koleksi di iPusnas bisa kebagian fitur-fitur yang sama, supaya pembaca ga perlu nyatet-nyatet sendiri bagian-bagian yang dirasanya penting selama baca di iPusnas.


Tampilan iPusnas dari laptop


        Untuk menutup tulisan gue kali ini, gue akan coba nunjukkin beberapa kelebihan dan kekurangan yang umumnya belum diketahui dari aplikasi iPusnas, hasil dari pengalaman gue make iPusnas selama sebulan lebih.

 

Fakta-Fakta iPusnas

1. Sistem baca di iPusnas membuat kita seolah-olah meminjam buku di perpustakaan beneran. Akibatnya, progres baca kita apabila waktu peminjaman habis, akan hilang dan mulai lagi dari awal. Ini juga berlaku jika kita membookmark halaman-halaman tertentu, dan kemudian waktu peminjamannya sudah habis. Saran gue, ada bagusnya jika nemu bagian-bagian menarik di buku, setelah di bookmark bisa di catat/difoto halaman atau isinya. Nanti, waktu minjam lagi bisa di bookmark lagi. Aplikasi iPusnas juga tidak mengizinkan buat mengambil screenshot waktu membaca e-book. Jadi, mau tidak mau harus buat catatan sendiri

2. Sistem antrean yang lama untuk judul-judul buku populer. Untuk menunggu dapat stock pinjaman buku-buku yang lumayan terkenal, bisa 2-3 hari, atau bahkan seminggu. Cuma, sambil menunggu kita masih bisa mencari judul-judul lain yang masih punya salinan e-booknya, sambil sering-sering liat aplikasi apakah buku yang populer itu sudah tersedia salinannya.

3. Sering banget aplikasi iPusnas mengalami gagal jaringan/ngelag. Untungnya, kalau kita sudah meminjam buku, buku itu akan terunduh dan tersimpan di bookshelf kita. Hanya saja, kalau saat aplikasi sedang ngelag, kita jadi ga bisa ngesearch judul buku lain

4. Kalau saat membaca dan kita menutup aplikasi iPusnas, maka saat kita balik baca lagi e-book nya akan kembali ke halaman awal atau halaman yang terakhir di bookmark. Saran gue, kalau mau istirahat sebelum lanjut baca ada bagusnya halaman terakhir itu dikasih bookmark. Jadi saat mau baca lagi tinggal liat terakhir sampai halaman berapa

5. Kalau kalian lihat di kolom search, entry buku tertua yang bisa dibaca di iPusnas baru sampai buku terbitan tahun 2000-an. Semoga kedepannya, koleksi buku di iPusnas bisa bertambah, termasuk juga dengan koleksi-koleksi buku-buku lama dan koleksi buku-buku terbarunya.

6. Saat meminjam buku, buku tersebut gabisa langsung dikembalikkan dari bookshelf kita. Untuk mengembalikan buku yang dipinjam, harus menunggu minimal 1x24 jam untuk dikembalikan. Sedangkan apabila buku yang kita baca kita kembalikan atau masa bacanya sudah habis, kita bisa langsung meminjam kembali buku tersebut asalkan masih ada salinan yang tersedia

        Segini aja ulasan gue soal iPusnas. Aplikasi ini sangat membantu karena gue jadi bisa baca buku-buku secara gratis dan dimana pun. Terutama buku-buku berseri, yang kebanyakan harganya di toko buku masih mahal. Semoga kedepannya, fitur-fitur yang kurang bisa ditambah dan koleksi-koleksi bukunya juga semakin banyak. Oya, bukan kalian yang punya akun iPusnas, boleh lah add akun gue “Ganiki” supaya kita bisa share rekomendasi bacaan atau sekadar ngobrol soal buku buku. Buat tutorial cara minjam buku, kalau kurang jelas bisa mampir ke highlight instagram gue di @g.fahrezi. Di sana gue udah ngesnap cara buat minjam e-book di iPusnas.

        Selanjutnya, gue bakal coba ngereview buku yang gue baca di iPusnas. Stay tuned terus ya di blog gue. Sampai bertemu di lain kesempatan.

.

.

Tulisan ini sudah terbit di Kompas Muda dengan judul "iPusnas Solusi Literasi di Tengah Pandemi". Tulisan ini terbit kembali di blog gue dengan beberapa tambahan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahaya

Mempertanyakan Yang Lewat di Depan mata

Lebih dari Membaca