Postingan

Mempertanyakan Yang Lewat di Depan mata

Gambar
Judul Buku: Pahlawan & Tikus Penulis: A. Mustofa Bisri Jumlah halaman: 120 halaman Penerbit: Diva Press Tanggal-bulan-tahun diterbitkan: 1995, terbit ulang Diva Press 2019 ISBN: 978-602-391-728-0 Sebagai seorang penulis puisi ala-ala, selama ini aku masih terpaku dengan buku-bukunya Aan Mansyur sehingga suka ikut-ikutan sendu. Dalam beberapa kesempatan, pingin banget rasanya untuk keluar dari Aan dan mencicipi puisi dari penulis lain, mencontek gayanya, lalu mengembangkannya jadi puisi sendiri.   Sampai dalam suatu kesempatan yang kebetulan, aku melihat cuplikan ucapan K.H. Mustofa Bisri (Gus Mus) dalam sesinya di Mata Najwa   “Wah, lihat itu dia (Sujiwo Tejo). Orangnya ngga punya apa-apa, tapi juga ngga butuh apa-apa. Kaya banget itu dia.”   Ucapan itu dilontarkan ketika sesinya Gus Mus membahas tentang mengapa koruptor itu tidak puas-puas korupsi padahal mereka sudah banyak yang kaya? Mendengar hal ini, aku pun tertarik dengan pribadi Gus Mus yang merupakan

Menceritakan Keberanian dengan Mengejar Layang-Layang

Gambar
  Judul                : The Kite Runner Penulis              : Khaled Hosseini Penerbit            : Terjemahan bahasa Indonesia oleh Mizan Kota terbit        : Jakarta Tahun terbit     : 2003 Tebal halaman : 492 Halaman     The Kite Runner adalah novel bergenre coming of age yang mengikuti kisah hidup dari tokoh utamanya, Amir bersama sahabatnya Hasan. Hasan yang berdarah Hazara sebetulnya adalah pelayan dari Amir yang merupakan orang Pashtun. Namun, karena ketertarikan mereka yang sama akan bacaan, mereka menjalani hubungan persahabatan yang erat sedari kecil. Amir yang digambarkan sebagai seorang yang kreatif, suka menulis, namun terkadang takut dalam mengambil keputusan disandingkan dengan Hasan yang meskipun tidak bisa membaca dan menulis, tetapi terlihat lebih vokal dan berani daripada tuannya. Mereka berdua hidup di Negara Afghanistan yang mengalami berbagai gejolak politik pada masanya. Buku ini menyuguhkan berbagai peristiwa dan dinamika seiring dengan pertum

Hal Yang Gw Pelajari Dari Membaca Novel Misteri!

Gambar
Judul               : And There Were None; One, Two, Buckle My Shoe Penulis             : Agatha Christie Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama Kota terbit       : Jakarta Tahun terbit    : 2014 Tebal halaman : 282 & 280 halaman Halo semua, selamat lebaran dan selamat berkumpul dengan keluarga semua. Lebaran tentu menjadi momen yang pas untuk bisa bertemu dengan keluarga, terutama saudara-saudara yang jauh. Sebagai orang Jawa, gw pun terbiasa mudik ke kampung halaman dan bersama saudara yang lain akan berkumpul di rumah nenek. Seru, rame, kita bisa jadi catch up dengan kegiatan saudara kita dan ngobrol setelah sebelumnya mungkin jarang berinteraksi. Namun, tentu saja pasti dalam beberapa kesempatan, ada periode kosong yang harus kita isi, alias waktu gabut! Karena gw orangnya kurang suka buat scroll TikTok, sebenarnya gw lebih memilih untuk baca buku di waktu luang. Cuma, kan ribet ya, kalau misal ketika lebaran kita bawa-bawa buku banyak. Mana seringnya ketika mudik bawaan l

Bahaya

  Perkawanan/Perkawinan   kehidupan akan melahap habis kita atau kita melahap kehidupan tanpa sisa.   tidak ada yang sanggup menyelamatkan             kita. tidak ada yang sanggup— kesendirian               menghancurkan kita berulang kali             dengan keinginan-keinginannya.   kita mesti berani mencintai. kita mesti berani memberi kesempatan kepada hati saling lumat dalam bahaya.   pikiran senang mengembara sendiri,                                       tetapi hati tidak.     (Dikutip dari Aan Mansyur, “Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau”.)   Telat sekali kalau gua baru membahas kumpulan puisi “Mengapa Luka Tidak Memaafkan Pisau” karya Aan Mansyur. Tahun kemarin, gua inget kalau buku ini ngetop banget di toko buku dan selalu muncul di rak “Reccomended Books” kalau pergi ke Gramedia. Di tahun yang sama, buku ini juga berhasil menyabet peristiwa Kusala Sastra Khatulistiwa. Sudah banyak deh yang bahas buku ini, dan potongan-potongan pui

Kubah dan Kaderisasi

Gambar
  Judul               : Kubah Penulis             : Ahmad Tohari Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama Kota terbit       : Jakarta Tahun terbit    : 1980 Tebal halaman : 211 halaman Lama baca       : 2 hari Tahun ini menjadi titik balik dalam karir literasi gue. Gue yang biasa cuma berperan sebagai pembaca, tahun ini berambisi untuk banyak-banyak menulis. Sebenarnya dari SMA gw udah aktif nulis, nulis puisi. Cuma rasa-rasanya pas kuliah gw pingin coba nulis tulisan yang lebih “panjang”. Makanya gw jadi sering nulis artikel, berita, puisi lagi, bahkan cerpen.   Salah satu hal yang bikin gw kepincut buat nulis adalah, tulisan di Page Tere Liye yang intinya dia bilang, “Jangan berani-berani ngeresensi buku kalau sendirinya belum pernah nulis.” Gw kaget dong, karena gw pikir iya juga ya, gw yang punya blog resensi buku, sendirinya belum pernah nulis cerita panjang haha. Agak malu juga dan kepikiran sebenernya boleh ga sih gw ngeresensi buku sementara gw sendiri be

Lebih dari Membaca

Gambar
  Judul               : Rumah Kertas Penulis             : Carlos María Domínguez Penerbit           : Marjin Kiri Kota terbit       : Tangerang Selatan Tahun terbit    : 2016 Tebal halaman : 76 halaman Lama baca       : 2 hari   Pada dasarnya membaca adalah kegiatan yang membosankan. Lu cuma berhadapan dengan kertas yang ditulis, lalu duduk diam dan menghabiskan waktu melahap baris demi baris kata-kata. Belum lagi kalau posisi bacanya ga nyaman, mau duduk tapi pinggang nanti sakit, kalau tiduran mata jadi gampang pegal dan malah bikin ngantuk. Sejatinya membaca adalah pengalaman yang membosankan, sebab setelah membaca, hubungan gw dengan buku yang habis dibaca biasanya “selesai” begitu saja. Buku itu lalu cuma jadi pajangan yang mengendap di rak buku, entah kapan bakal dibuka dan dibaca lagi.   Cuma, salah satu cara gw mensiasati dalam menghadapi “rutinitas” itu ya, dengan menulis resensi di blog ini. Harapannya sih dengan gw nulis blog, bakal banyak pembaca yang k